Sinopsis & Review The Wandering Earth 2, Masalah Bumi dan Digitalisasi

Setelah sukses menghasilkan $ 700 juta di box office dalam film sebelumnya, sutradara Frant Gwo merasa film The Wandering Earth butuh prekuel nya. Hal itu pun benar-benar dikerjakan bersama dengan para pemain beken China yakni Andy Lau, Wu Jing, dan Li Xuejian. Prekuel itu pun diberi nama The Wandering Earth II.

Baca Juga: Sinopsis dan Review Film The Wandering Earth (2019)

Film ini masih menceritakan tentang upaya manusia untuk bisa membuat bumi keluar dari jalur rotasinya guna menjauh dari matahari yang ukurannya semakin besar. Hal itu membuat bumi akan segera lenyap dalam waktu 100 tahun mendatang. Selain berupaya ‘menggeser’ bumi, projek digital life yang berbahaya pun muncul.

Sinopsis

The Wandering Earth II_Poster (Copy)

Di tahun 2044, matahari mulai bertransformasi menjadi bola api raksasa merah yang mengembang dan mengancam planet bumi dalam kurun waktu satu abad mendatang. Untuk mengantisipasi hal mengerikan tersebut, PBB yang kini berganti nama menjadi United Earth Government (UEG), mengambil keputusan penting. 

Seluruh negara sepakat untuk memulai sebuah proyek kolosal bernama Moving Mountain Project. Proyek tersebut bertujuan untuk membangun banyak mesin ion yang memiliki kapasitas untuk mendorong Bumi menjauh dari Tata Surya dan menuju sistem bintang lain yang mampu menopang kehidupan. 

Selain proyek tersebut, UEG juga punya pekerjaan lain yang tak kalah penting, yakni memberhentikan sebuah organisasi ekstrem yang ingin mengembangkan teknologi bernama Digital Life Project (DLP). DLP sendiri bertujuan untuk membuat kehidupan manusia jadi abadi dengan melanjutkan hidup yang di digitalisasi.

Meski keadaan tidak lagi baik mengingat adanya protes dan kekacauan dimana-mana, UEG tetap meneruskan proyek kolosal itu. Tahap awal, UEG akan membangun dan mengevaluasi mesin ion di Bulan yang juga hendak digeser bersamaan dengan bumi sehingga planet biru ini tidak kehilangan satelit alaminya.

Sayangnya, serangkaian serangan teroris bersenjata lengkap yang dipimpin oleh pendukung DLP terjadi besar-besaran. Hal ini berdampak buruk pada fasilitas UEG. Seluruh sistem UEG berikut kendali pesawat tak berawak diretas hingga membahayakan banyak pihak dan mengganggu kinerja lift ruang angkasa.

Teror yang terkoordinasi dengan sangat baik itu bertujuan untuk menghancurkan Stasiun Luar Angkasa Ark yang dipakai untuk memasok sumber daya ke proyek penggeseran bulan. Seorang astronot bernama Liu Peiqiang (Wu Jing) bersama rekannya lantas melawan para pembajak yang ada di kabin lift mereka.

Sayangnya para pembajak sudah sempat meledakkan satu kabin lift menggunakan rudal. Hal itu membuat pondasi Stasiun Luar Angkasa Ark mengalami kerusakan sangat kritis dan jatuh ke Bumi. Bencana besar itu membuat jadwal Moving Mountain Project jadi terhambat habis-habisan, dan publik mulai ragu.

Untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik terhadap proyek tersebut, para insinyur UEG bersama dengan Liu Peiqiang akhirnya dikirim ke bulan guna menyelesaikan pembangunan tiga mesin ion di bulan. Seorang insinyur komputer bernama Tu Hengyu (Andy Lau) yang sudah lebih dulu berada di bulan memulai pekerjaannya. 

Beli voucher streaming Netflix, Disney+, Prime Video, Viu, dll murah di Lazada

Ia kudu mengaktifkan sistem komputer kuantum seri 550C dan mengintegrasikannya ke sistem utama UEG guna memfasilitasi konstruksi mesin ion. Di sela pekerjaan pentingnya, ia sering sekali melihat simulasi putrinya yang sudah tewas akibat kecelakaan, ia ingin upgrade simulasinya itu menggunakan komputer 550C.

14 tahun kemudian semua rancangan mesin ion sudah siap di bangun, setidaknya ada lebih dari 7.000 mesin yang berguna untuk mendorong bumi keluar dari orbitnya. UEG pun mengubah nama Moving Mountain Project menjadi Wandering Earth Project. Mesin ion pun sudah mulai mendorong bulan menjauhi bumi.

Setelah semua dirasa berjalan dengan lancar, Tu Hengyu penasaran untuk mengunggah digital life milik putrinya yang telah meninggal ke dalam super komputer 550W guna menambah hidupnya yang sebelumnya hanya 2 menit menjadi lebih lama. Alih-alih berhasil, tindakannya itu membuat malfungsi mesin bulan.

Hasilnya bulan malah terdorong balik ke arah bumi. UEG yang mengetahui hal tersebut akhirnya berencana untuk mengaktifkan nuklir yang ada di bulan untuk membuat ledakan dan melontarkan bulan menjauh dari bumi. Sayangnya, kode peluncuran sulit di dapat karena masalah sistem yang rusak.